Symjepi, epinefrin auto-injeksi terbaru di Amerika yang akan menggantikan EpiPen!

     Perkembangan teknologi saat ini membawa banyak manfaat terutama di bidang kesehatan. penatalaksanaan pengobatan pun berkembang dengan sangat pesat. Setiap tahunnya para ilmuwan di seluruh dunia berlomba-lomba menciptakan suatu pengobatan yang lebih efisien dan praktis. salah satunya adalah penatalaksanaan injeksi epinefrin pada penderita hipersensitivitas tipe 1 termasuk syok anafilaktik. Pada tanggal 15 Juni 2017 yang lalu, United States Food and Drugs Administration (US FDA) telah menyetujui penggunaan Symjepi atau syringe (Jarum Suntik paket) yang berisi Epinefrin 0,3 mg injeksi dosis tunggal. Alat ini diproduksi oleh Perusahaan Adamis Pharmaceuticals di San Diego, California, Amerika Serikat. Alat ini dipercaya dapat menggantikan EpiPen, Auto-Injektor Epinefrin terdahulu yang sangat kontroversial di Amerika Serikat karena harganya yang cukup mahal.

      Sebelumnya, perlu diketahui Epinefrin atau sering disebut juga adrenalin merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh manusia. fungsinya adalah meningkatkan aliran darah ke otot pada saat "fight or flight responses" atau respon ketika berada dalam situasi yang tidak kondusif, panik atau terancam.

      Ilmuwan Jepang bernama Jokichi Takamine merupakan salah seorang yang pertama kali menemukan dan mengisolasi hormon adrenalin itu sendiri. tidak lama setelah penemuannya tersebut, banyak ilmuwan yang melakukan riset untuk memproduksi hormon tersebut dalam jumlah yang banyak untuk mengetahui kegunaannya dalam beberapa kasus medis. para dokter melakukan investigasi lebih lanjut untuk untuk memahami cara kerja adrenalin pada awal abad ke 20. dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, telah banyak studi mengenai hormon tersebut dengan lebih dari 12.000 referensi.

      Studi epinefrin mulai melompat ke area pengobatan emergensi jantung dan paru-paru. kini, hormon tersebut telah digunakan di seluruh rumah sakit di dunia dan termasuk salah satu obat wajib yang direkomendasikan oleh WHO.

        Pada tahun 1970an, Sheldon Kaplan, insinyur biomekanis, menciptakan cara paling ampuh untuk menginjeksikan epinefrin sendiri tanpa bantuan orang lain. pada saat pertama kali dia menyebut alatnya itu dengan ComboPen dan digunakan oleh kesatuan militer untuk melindungi para tentara dari perang kimiawi. kesatuan militer tersebut membutuhkan alat yang tidak akan berpengaruh pada obat didalamnya dan mudah digunakan pada situasi emergensi.

     Kemudian Kaplan dan para dokter lainnya menyadari bahwa alat tersebut dapat berfungsi menyimpan epinefrin untuk mengobati reaksi alergi. Kombinasi obat dan alat tersebut yang kita ketahui sekarang ini dengan nama EpiPen pertama kali disetujui penggunaannya oleh US FDA pada tahun 1987. setelah itu, alat tersebut dimiliki oleh perusahaan yang disebut Meridian Medical Technology.

       Meridian Medical sekarang adalah anak perusahaan dari Pfizer dan masih memproduksi beberapa alat injeksi otomatis termasuk anti-nerve-gas-pen yang masih digunakan oleh kesatuan militer.

           Selain EpiPen, diproduksi pula alat lainnya tapi tidak sesukses penjualan dari EpiPen. sebut saja Twinject yang disetujui pada tahun 2003 dan kemudian menjadi Adrenaclick. alat lainnya yaitu The Auvi-Q yang disetujui pada tahun 2012. dan yang terbaru adalah Symjepi yang disetujui penggunaannya pada tahun 2017 ini. 

         Symjepi menyediakan dua syringe epinefrin dosis tunggal yang diharapkan menjadi obat pilihan untuk injeksi cepat pada reaksi anafilatik akut yang disebabkan oleh gigitan serangga, alergi makanan, obat-obatan dan pencetus alergi lainnya, termasuk reaksi idiopatik. diharapkan ke depannya symjepi ini dapat menjadi alternatif dari EpiPen yang terbilang cukup mahal. kisaran harga EpiPen di Amerika Serikat sekitar US$99 hingga US$700. Untuk harga Symjepi sendiri hingga berita ini diturunkan belum ada harga yang pasti. Namun dari Pihak produsennya, Adamis, menyatakan bahwa harga penjualannya akan berada di bawah harga EpiPen.

ya itu cerita perkembangan obat epinefrin di luar negeri ya. Di Indonesia mungkin bertahan aja dulu sama epinefrin vial ya.